RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMK
N 4 Purworejo
Mata Pelajaran : System
Kelistrikan
Kelas/ Semester : XI/3
Materi Pokok : System Starter
Alokasi Waktu : 3(2x40) menit
A.
Kompetensi
Inti
1. Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsive,
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
B.
Kompetensi
Dasar
1.
Memahami system
starter
2.
Memelihara
system starter
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
pemberian materi system starter:
1.
Siswa dapat menjelaskan
definisi system starter
dengan benar.
2.
Siswa dapat membongkar
dan merakit sistem
starter dengan benar
3.
Siswa dapat
mengidentifikasi kerusakan system starter dengan benar
D.
Materi
Pembelajaran
Pertemuan 1-2
A. Pengertian Sistem Starter
Sistem
starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal
bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel,
engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran
dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
B. Fungsi Sistem Starter
Mesin
kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak
tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar.
Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal
sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor
stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor
misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang
bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas ,
sewaktu masih dingin kekentalannya.
C. Jenis Sistem Starter
1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan
dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter kaki), slenger (starter
untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya
berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan
saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber
tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin kapal
laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis ini.
D. Komponen Sistem Starter
1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik
ke relay starter
b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang
besar ke motor starter
c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik
menjadi momen putar

Gambar
II.1. Motor Stater
d. Batteray
Berfungsi sebagai sumber arus listrik
2. Komponen Motor Starter
a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan
pada core motor starter berfungsi untuk membangkitkan medan magnet, akan tetapi
pada beberapa jenis sepeda motor biasanya pada motor starter sudah dilengkapi
dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan field coil (kumparan medan) untuk
membangkitkan medan magnet.
b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik
menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen
putar.
Pada armature terdapat komutator
yang bersentuhan langsung dengan brush yang berfungsi sebagai terminal kumparan
armature (jalan masuknya arus dari brush).

Gambar
II.2. Armature
c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi
sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk
silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk
menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan field coil.

Gambar
II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil
d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak,
dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil
langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush,
yang dikelompokkan menjadi dua.
· Dua buah disebut dengan brush positif.
· Dua buah disebut dengan brush negative.

Gambar
II.4. Brush
e. Sarter Clutch
Sarter
clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus,
sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari
armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear

Gambar
II.5. Starter Clutch
f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk
menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus
mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter melalui teminal
utama.

Gambar
II.6. Sakelar Magnet
g. Armetur Brake
Armature
brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari
perkaitan dengan roda penerus.

Gambar
II.7. Armetur Brake
h. Driver Lever
Drive
lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan
roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.

Gambar
II.8. Driver Lever
E. Type Motor Starter
Motor Starter Pada Kendaraan Terbagi
Menjadi beberapa type, antara lain :
1. Conventional Type Starter Motor
(pre-engaged)

Gambar
II.9. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
a. Kelebihan
Motor
starter tipe Konvensional memiliki kelebihan sebagai berikut:
Kontruksi pada motor starter tipe
Konvensional Armaturenya seporos dengan pinion gear. Karena letak gigi pinion
seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama,
jadi putarannya menghasilkan gaya yang besar.
b. Kekurangan Motor starter tipe
Konvensional memiliki kekurangan sebagai berikut:
Karena letak gigi pinion seporos
dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, maka
memerlukan tenaga listrik yang besar untuk menggerakkan engine.
2. Reduction Type Starter Motor

Gambar
II.10. Reduction Type Starter Motor
a. Kelebihan
Kontruksi
pada motor starter tipe reduksi armaturenya tidak seporos dengan gigi pinion
tapi putaran dari armaturenya di reduksikan (diturunkan) oleh idle gear sampai
sepertiganya. Maka putaran yang dihaslkan sangat kuat karena memilki idlle
gear.
b. Kekurangan
Karena
putaran angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti
pada motor starter tipe konvensional.
3.
Planetary Type Starter Motor

Gambar
II.11. Planetary Type Starter Motor
a. Kelebihan
Sistem
stater dengan motor stater tipe planetary pada prinsipnya sama dengan motor
stater tipe lainnya. Motor stater jenis planetary termasuk pada jenis motor
stater reduksi karena putaran armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga
putar yang lebih kuat. Mekanisme penurun putaran motor stater jenis ini
menggunakan unit roda gigi planetary. Reduksi model planetary memungkinkan
motor stater bekerja pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan motor stater
tipe konvensional. Kecepatan motor yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang
lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis ini adalah lebih kompak, lebih
ringan, dan output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen
utama motor stater tipe ini secara umum sama dengan motor stater tipe
konvensional, namun ukuran aramature, kumparan medan dan lainnya lebih kecil.
Perbedaan yang mencolok pada motor stater tipe ini adalah komponen untuk
mereduksi putaran motor dengan unit roda gigi planetary. Unit gigi planetary
terdiri dari beberapa komponen, yaitu ring gear, gigi planetary, pembawa gigi
planetary dan poros pembawa (carrier shaft). Armature menghasilkan putaran yang
tinggi. Putaran ini sebagai input pada sistem gigi planetary. Output dari
sistem roda gigi planetary adalah putaran yang lebih lambat dibandingkan dengan
putaran armature tetapi dengan torsi yang lebih tinggi.
Putaran
gigi planetary akan menyebabkan poros pembawa ( poros gigi planetary ) juga ikut
berputar. Perbandingan gigi antara gigi poros armature : gigi planetary : gigi
ring gear adalah 11 : 15 : 43 yang menghasilkan perbandingan reduksi sebesar 5,
dengan demikian kecepatan putaran poros armature akan turun menjadi 1/5 dari
putaran poros armature sebenarnya.
b. Kekurangan
Karena
putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh gigi planetary, maka putarannya
tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.
F. Prinsip Kerja Sistem Starter
1. Medan Elektromagnetik
Dalam
ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di
muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat
membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.

Gambar
II.12. Medan Elektromagnetik
2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
a. Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b. Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c. Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik

Gambar
II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming
3. Prinsip Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan kiri
fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus listrik maka akan
timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan magnet dari kutup
utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet diletakkan
konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang
menyebabkan konduktor bisa berputar.

Gambar
II.14. Prinsip Kerja Motor starter
G. Cara Kerja Sistem Starter
1. Pada Saat Motor Switch On (ST)

Gambar
II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)
Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak
-----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada
kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)
b. Baterai -----> kontak
-----> terminal 50 -----> kumparan pull coil -----> terminal C
-----> Kumparan Medan -----> anker -----> massaSehingga:
1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat
(arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung
2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh

Gambar
II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa
b. Baterai -----> terminal B ----->
terminal C -----> Kumparan medan -----> kumparan angker ----->
MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery langsung lewat main switch ke motor).
3. Pada Saat Starter Switch OFF

Gambar
II.17.Pada Saat Starter Switch OFF
a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan pull coil -----> Hold coil -----> Massa
b. Baterai -----> Terminal B
-----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan medan angker
-----> Massa
Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus
H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem
Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup (start)
dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk
memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara
yang sudah ada pada saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu motor
listrik, digabungkan dengan magnetic switch (solenoid) yang memindahkan gigi
pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly
wheel (roda gila), sehingga ketika ring gear dapat berputar maka secara
otomatis poros engkol pun juga ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat
menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai
atau aki

Gambar
II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem starter adalah bagian dari
sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk memberikan putaran awal untuk engine
agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, dan poros
engkol dapat berputar, sehingga engine mendapat putaran awal dan selanjutnya
dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran
pada ruang bakar.
a. Komponen Sistem Starter Pada Mobil
1) Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang
dikenal juga dengan istilah kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan baterai dengan komponen- komponen dalam sistem starter dan
komponen kelistrikan lainnya.
2) Baterai (Aki)
Baterai atau aki pada mobil
berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan
digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem
pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya
3) Motor Starter
Motor Starter berfungsi untuk
merubah energi listrik menjadi energi gerak (mekanik), yang digunakan untuk
memutar engine (melalui poros engkol) pertama kali, untuk membatu engine
tersebut hidup.
4) Sekering (Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai
pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan
menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan
5) Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung
komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil. Untuk penghubung pada sistem
starter biasanya digunakan kabel yang cukup besar karena kabel tersebut juga
dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem pengapian yang dilengkapi dengan
balast resistor, biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan dioda atau
dengan relay, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition
coil tanpa melalui balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar
arus tidak kembali ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).
b. Cara kerja sistem starter pada mobil
1) Pada saat Kunci Kontak ON
Pada saat kunci kontak ON listrik
dari terminal positif baterai akan mengalir menuju ke terminal B pada switch
magnet dari motor starter. Listrik akan dialirkan ke hold in coil pada switch
magnet sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan pada hold
in coil ini akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju karena
gaya magnet dari hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B
pada switch magnet akan saling terhubung. Dengan terhubungnya terminal C dan
terminal B oleh kontak plate , maka aliran listrik dari postif aki akan
mengalir juga menuju terminal B. Sementara di saat kontak plate maju tertarik ,
kontak plate juga akan menarik drive lever yang mengakibatkan starter clutch
terdorong dan mendorong pinion gear untuk berhubungan dengan fly whell. Aliran
listrik di terminal B akan diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan
menjadi magnet. Aliran listrik juga akan diteruskan ke armature , sehingga
armature pun ikut menjadi magnet. Kemagnetan antara field in coil dan armature
ini akan membuat armature coil berputar , sehingga pinion gear pun akan ikut
berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini akan membuat flywheel pun ikut
berputar.
2) Pada Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat kunci kontak off, maka
aliran listrik ke terminal B pada switch magnet dari motor starter pun akan
terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil hilang. Dengan
hilangnya kemagnetan pada field in coil maka kontak plate akan tertarik kembali
ke posisi semula oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch magnet.
Kembalinya kontak plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever akan
kembali ke posisi semula yang berakibat starter clutch dan pinion gear kembali
ke posisi semula dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel
yang berputar karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak akan
membuat motor starter berputar , yang dapat membuat motor starter menjadi
rusak.
I. Sistem Listrik Starter Pada Motor
I. Sistem Listrik Starter Pada Motor
c. Komponen Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Baterai
Merupakan sebuah alat elektro-kimia
yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor
menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan
komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi
kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang
memerlukannya.
2) Kunci Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk
menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.
3) Relay Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama system starter
yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke
motor starter.
4) Saklar Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai saklar starter
yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON.
5) Motor Starter,
Merupakan motor starter listrik
(kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi
tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin.

Gambar
II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor
d. Prinsip KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Saat Kunci Kontak Off
Hubungan sumber tegangan dengan
rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem
starter tidak dapat digunakan.
2) Saat Kunci Kontak On
a. Kunci kontak posisi ON, tetapi
tombol starter tidak ditekan. Tombol starter tidak ditekan (posisi OFF)
menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai) belum mengalir ke sistem
starter sehingga sistem starter belum bekerja
b. Kunci kontak posisi ON dan tombol
starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi START) pada saat kunci
kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan
mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak (ON) ⇒Kumparan RelayStarter ⇒Tombol Starter (START) ⇒massa.Kondisi ini akan menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus
utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor starter mengubah arus
listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian memutarkan poros
engkol mesin untuk menghidupkan mesin.

Gambar
II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra
Cara kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater
ditekan, arus mengalir :
BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI
KONTAK – RELAY STATER – SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat
kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan relay stater, maka
relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan
menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor
stater, sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER
– MOTOR STATER – MASSA
Karena motor stater mendapatkan
aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan mesin.
e. Mekanisme Penggerak / Penghubung
Sistem Starter
Motor starter tidak terhubung secara
langsung dengan poros engkol, melainkan dihubungkan melalui mekanisme
penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor
starter melalui perbandingan/reduksi roda gigi perantara, dan
2. Memungkinkan ditambahkannya
mekanisme kopling satu arah yang akan melepaskan hubungan putaran motor starter
dengan poros engkol setelah mesin hidup.
Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda motor, yaitu:
1. Mekanisme penghubung menggunakan
sprocket & rantai penggerak.
2. Mekanisme penghubung menggunakan
roda gigi (gear).
Pertemuan 3
Soal
Tes Evaluasi Siklus I
1. Sebutkan
(3) jenis system starter!
2. Sebutkan
(3) komponen motor starter,
jelaskan!
3. Jelaskan
pengertian system starter!
4. Jelaskan fungsi system starter!
5. Sebutkan
(2) tipe motor starter!
JAWABAN
Soal Tes Evaluasi Siklus I
- Jenis system starter
a.
Starter Mekanik
b.
Starter Elektrik
c.
Strarter Pneumatik
- Komponen motor starter
a.
Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan
pada core motor starter berfungsi untuk membangkitkan medan magnet, akan tetapi
pada beberapa jenis sepeda motor biasanya pada motor starter sudah dilengkapi
dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan field coil (kumparan medan) untuk
membangkitkan medan magnet.
b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik
menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen
putar.
Pada armature terdapat komutator
yang bersentuhan langsung dengan brush yang berfungsi sebagai terminal kumparan
armature (jalan masuknya arus dari brush).
c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi
sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk
silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk
menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan field coil.
- Pengertian system starter
Sistem starter adalah bagian dari
sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat
menjalankan siklus kerjanya.
- Fungsi system starter
System
starter berfungsi
sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam
ruang bakar.
5. Type motor starter
1)
Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
2)
Reduction Type Starter Motor
3)
Planetary Type Starter Motor
E.
Metode
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran PROBING-PROMPTING
F.
Media
Pembelajaran
1.
Spidol
2.
Papan tulis
3.
Power point
G.
Sumber
Belajar
·
Buku paket
·
Bahan bacaan yang
relevan tentang Memperbaiki
kerusakan ringan pada rangkaian/ sistem Starter dan kelengkapan tambahan
·
Gambar (Wall Chart)
·
Objek langsung
(Kendaraan)
·
Buku yang berhubungan
dengan sistem starter
·
Trainer Sistem Starter
·
Majalah yang
berhubungan sistem
Starter
H.
Langkah-Langkah
Pembelajaran:
Pertemuan 1
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan
1.
Membuka pelajaran dengan salam dan doa.
2.
Melakukan absensi kehadiran siswa dan
kesiapan siswa mengikuti pelajaran.
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
pokok-pokok materi yang akan diajarkan.
4.
Guru memberikan dorongan kepada siswa agar
menyenangi dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran.
|
2 menit
3 menit
2 menit
3 menit
|
2.
|
Kegiatan inti
Eksplorasi
1.
Siswa
memperhatikan guru menjelaskan materi yang dijelaskan.
2.
Siswa
menyepakati dan bertanggung jawab atas cara belajar yang ditawarkan oleh
guru.
Elaborasi
1. Guru
memberikan permasalahan dalam bentuk soal yang
berhubungan dengan materi yang sebelumnya telah di rancang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban dari
permasalahan tersebut.
3. Guru memilih acak siswa
untuk menyampaikan jawaban.
4. Guru meminta tanggapan siswa lain tentang jawaban
tersebut.
5. Guru meminta siswa lain untuk memberikan contoh atau
jawaban lain yang mendukung jawaban sebelumnya sehingga jawaban dari
pertanyaan tersebut menjadi kompleks.
Konfirmasi
1.
1. Guru
memberikan penguatan atau tambahan jawaban.
2.
Guru bersama siswa mengevaluasi proses
belajar.
3.
Guru
memberikan penguatan positif terhadap hasil masing-masing kelompok.
4.
Guru
memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang kurang jelas.
|
15 menit
2 menit
5 menit
5 menit
5 menit
15 menit
3 menit
3 menit
5 menit
3 menit
2 menit
2 menit
|
3.
|
Penutup
1.
Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
materi.
2.
Guru
memberikan PR.
3.
Guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan dating.
4.
Guru
mengakhiri pelajaran dengan salam.
|
5 menit
3 menit
3 menit
3 menit
|
Pertemuan 2
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
|
1.
|
Pendahuluan
a.
Membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b.
Melakukan absensi kehadiran siswa dan kesiapan
siswa mengikuti pelajaran.
c.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
pokok-pokok materi yang akan diajarkan.
d.
Guru memberikan dorongan kepada siswa agar
menyenangi dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran.
|
2 menit
3 menit
3 menit
2 menit
|
|
2.
|
Kegiatan inti
Eksplorasi
1.
Siswa
memperhatikan guru menjelaskan materi yang dijelaskan
2.
Siswa
menyepakati dan bertanggung jawab atas cara belajar yang ditawarkan oleh
guru.
Elaborasi
1. Guru
memberikan permasalahan dalam bentuk soal yang
berhubungan dengan materi yang sebelumnya telah di rancang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban dari
permasalahan tersebut.
3. Guru memilih acak siswa
untuk menyampaikan jawaban.
5. Guru meminta tanggapan siswa lain tentang jawaban
tersebut.
6. Guru meminta siswa lain untuk memberikan contoh atau
jawaban lain yang mendukung jawaban sebelumnya sehingga jawaban dari
pertanyaan tersebut menjadi kompleks.
Konfirmasi
1.
Guru
memberikan penguatan atau tambahan jawaban.
2.
Guru
bersama siswa mengevaluasi proses belajar.
3.
Guru
memberikan penguatan positif terhadap hasil masing-masing kelompok.
4.
Guru
memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang kurang jelas.
|
5 menit
2 menit
10 menit
5 menit
15 menit
3 menit
3 menit
5 menit
5 menit
3 menit
2 menit
2 menit
|
|
3.
|
Penutup
1.
Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
materi.
2.
Guru
memberikan PR.
3.
Guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan dating.
4.
Guru
mengakhiri pelajaran dengan salam.
|
5 menit
3 menit
3 menit
3 menit
|
Pertemuan 3
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Waktu (menit)
|
Pendahuluan
|
Persiapan
1. Guru
membuka pertemuan dengan salam kemudian berdoa bersama
2. Guru
melakukan presensi dan jika ada yang tidak masuk, guru menanyakan alasan
kepada temannya.
3. Guru
mengkondisikan kelas dan menyampaikan tata tertib dalam kegiatan evaluasi
|
5 menit
5 menit
5 menit
|
Inti
|
1. Guru
membagi lembar soal dan lembar jawaban
|
5
menit
|
2.
Guru
mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal dengan baik dan benar, mandiri
dan jujur
3.
Siswa
mulai mengerjakan soal tes
|
5 menit
55 menit
|
|
Penutup
|
1.
Guru memberi tahu
bahwa waktu mengerjakan telah selesai
2.
Guru mengumpulkan
lembar jawaban
3.
Guru menutup
pembelajaran dengan doa dan salam
|
2 menit
4 menit
4 menit
|
I.
Penilaian
Teknik
: Tes tertulis
Bentuk
Instrumen : Uraian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar